Aku berdiri dan melihat sekelilingku sangat gelap. Tak
kulihat cahaya sedikitpun. Aku berjalan dan terus berjalan mencari setitik
cahaya. Sepanjang jalan kutelusuri tapi
semakin gelap, hingga aku merasa lelah.
Aku terdiam, aku berfikir “istirahat” dulu. Akan
tetapi ada sesuatu yang menarikku untuk tetap melangkah dalam kegelapan itu.
Aku kembali melangkah mengurungkan niatku untuk “istirahat” sejenak.
Sesuatu itu membisikkan padaku “pandanglah lurus ke
depan, kau akan menemukan cahaya itu, kamu akan menemukan-Ku”. Dalam gelap aku
melangkah seorang diri. ingin aku berteriak “AKU LELAH” akan tetapi sesuatu itu
terus berbisik lembut padaku “teruslah melangkah, perjuanganmu hampir selesai”.
Aku melangkah menyusuri jalan itu.
Kulihat setitik cahaya yang terlihat begitu terang di
tengah gelapnnya sekelilingku… “yaaah… aku menemukan cahaya itu, aku menemukan
Dia! Dia adalah Terang itu.
Begitu mudahnya manusia mengeluarkan keluhan, tanpa
mencoba terlebih dulu. Manusia cenderung mudah putus asa. Begitu mudahnya
manusia terjebak dalam “kenyamanan” yang selalu membelenggunya. Saat manusiawi
kita “mudah mengeluh, mudah putus asa, terus berada pada zona nyaman” saat
itulah kita sedang berpusat dalam diri kita tanpa bisa mempedulikan orang lain.
Zona nyaman cenderung membuat kita tidak berkembang. Belajar keluar dari Zona nyaman membuat kita semakin berkembang dan mengenal Dia dalam setiap peristiwa hidup kita
***Deus Caritas Est***
***Deus Caritas Est***
No comments:
Post a Comment