Sunday 6 September 2015

Salmon dan Hiu


Pada menu ikan masakan Jepang, ikan salmon akan jauh lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup saat hendak diolah untuk disajikan dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es.

Itu sebabnya para nelayan Jepang selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan salmon² tersebut tetap hidup.

Meski demikian pada kenyataannya banyak salmon yang mati di dalam kolam buatan tersebut.

Bagaimana cara mereka (nelayan Jepang) menyiasatinya?

Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil di dalam kolam tersebut.

Sungguh Ajaib..!

Hiu kecil tersebut "memaksa" salmon² itu terus bergerak agar jangan sampai dimangsa si hiu kecil tersebut. Akibatnya banyak ikan salmon yang tetap hidup & jumlah salmon yang mati justru menjadi sangat sedikit..!

Diam membuat kita Mati...!

Bergerak membuat kita Hidup...!

Lalu, Apa yg membuat kita Diam?

Saat tidak ada masalah dalam hidup dan saat kita berada dalam zona nyaman, situasi seperti ini kerap membuat kita terlena. Begitu terlenanya sehingga kita tidak sadar bahwa kita telah mati..!

Ironis, bukan..?

Dan..., Apa yg membuat kita bergerak..?

Masalah..., sekali lagi..., Masalah....!

Tekanan Hidup.., dan Tekanan Kerja...

Saat masalah datang, secara otomatis naluri kita membuat kita bergerak aktif dan berusaha mengatasi semua pergumulan hidup itu...

Tidak hanya itu, kita menjadi kreatif, dan potensi diri kitapun menjadi berkembang luar biasa...

Jangan lupa..., bahwa kita akan bisa belajar banyak dalam hidup ini bukan pada saat keadaan nyaman, tapi justru pada saat kita menghadapi badai kehidupan...

Itu sebabnya syukurilah kehadiran "hiu kecil" yang terus memaksa kita untuk bergerak dan tetap survive...

NEVER GIVE UP!!!

Sunday 16 August 2015

Who am i


Who am I,
that Lord of all the earth
Would care to know my name
Would care to feel my hurt
Who am I,
that the Bright and Morning Star
Would choose to light the way
For my ever wandering heart

Not because of who I am
Not because of You’ve done
Not because of what I’ve done
But because of who You are

I am a flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean, a vapor in the wind
Still you hear me when I’m calling
And told me who I am, I am Yours…

Who am I,
that the eyes that see my sin
Would look on me with love and watch me rise again
Who am I,
that the voice that calmed the sea
Would call out through the rain
And calm the storm in me

Whom shall I fear,
who shall I fear,
‘cause I am Yours…

Sunday 28 June 2015

PANTOKRATOR

Ikon Kristus, sang Pantokrator (Maharaja), mempunyai keindahan artistik yang jarang ditemui, mengingatkan kata-kata pemazmur: ”Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu” (Mzm 45:3).

Santo Yohanes Krisostomus menggunakan pujian ini kepada Yesus ketika dia menulis: ”Kristus sedang berada pada tahap pertama hidup-Nya ketika dilengkapi dengan kekuatan Roh, dan dari sana bersinarlah dalam diri-Nya sebuah keindahan rangkap, yaitu keindahan jiwa dan badan” (PG 52, 479).

Dengan ekspresi figuratifnya, ikon ini menampilkan sintesis dari konsili ekumenis yang pertama lewat keberhasilannya menampilkan kemuliaan kemanusiaan Yesus dan kemilau keilahian-Nya.

Kristus mengenakan baju berwarna merah ditutup dengan sebuah mantel berwarna biru tua. Kedua warna itu mengingatkan kedua kodrat-Nya, sedangkan pantulan emasnya melambangkan pribadi ilahi dari Sang Sabda. Wajah-Nya, anggun dan tenang, dibingkai dengan rambut kepala yang tebal, dikelilingi dengan sebuah salib yang memancarkan halo, membawa tiga huruf Yunani ”O Ω N” (Dia yang ada), merujuk pada pewahyuan Nama Allah dalam Kitab Keluaran 3:14. Di sisi atas kiri dan kanan, terdapat dua huruf Yunani ”IC – XC” (”Yesus” – ”Kristus”) yang menunjukkan judul lukisan ini.

Tangan kanan, dengan ibu jari dan jari manis melengkung sampai saling menyentuh (melambangkan dua kodrat Kristus yang menyatu dalam pribadi-Nya), berada dalam posisi khas memberkati. Tangan kiri memegang buku Injil yang dihiasi dengan tiga kancing, mutiara-mutiara, dan batu-batu permata. Injil, simbol, dan sintesis Sabda Allah, juga mempunyai makna liturgis karena dalam perayaan Ekaristi perikop Injil dibacakan dan kata-kata Yesus sendiri diucapkan pada saat konsekrasi.

Gambar itu, sebentuk sintesis luhur dari unsur-unsur natural dan simbolis, merupakan ajakan untuk berkontemplasi dan mengikuti Yesus melalui Gereja, mempelai-Nya dan tubuh mistik-Nya, yang sampai sekarang masih terus memberkati keluarga manusia dan memancarkan sinar ke dalamnya, melalui Injil-Nya yang merupakan buku autentik tentang kebenaran, kebahagiaan, dan keselamatan bagi manusia.

Pada bulan Agustus tahun 386, Agustinus mendengar suara yang berkata: ”Ambil dan bacalah, ambil dan bacalah” (Confessiones, 8, 12, 29). Kompendium dari Katekismus Gereja Katolik, sebagai sebuah sintesis Injil Yesus Kristus yang diajarkan oleh katekese Gereja, menjadi undangan untuk membuka buku tentang kebenaran dan membacanya, bahkan menelannya sebagaimana dilakukan c Nabi Yehezkiel (bdk. Yeh 3:14).

Theophanos of Creta (1546), The Icon of Christ, Stavronikita Monastery (Mount Athos)

 

Thursday 2 April 2015

Kecil dan bermanfaat

Kecil Dan Bermanfaat

Persiapan tugas Lektor paskah sedikit banyak membuat aku memikirkan persiapan, termasuk dalam hal penampilan, termasuk sepatu. Berhubung aku ta memiliki sepatu pantofel, untuk tugas lektor, kuputuskan pinjam pada kakakku.
Kulihat sepatu kakak tidak lagi bersih dan tidak baru namun memberikan pandangan yang lain bagi hidupku

Dapatkan kita seperti sepatu? Bermanfaat untuk orang lain. Tanpa mengeluh siapa pemakainya... Untuk apa dia dipakai... Kemana saja dia di pakai...

Sepatu paling jarang di perhatikan pemiliknya karena penggunaannya di bawah dan di injak di kaki seringkali di taruh sembarang tempat jika sudah lusuh.

Disadari atau tidak sepatu memberi manfaat dan kesehatan bagi pemiliknya...

Maukah kita belajar seperti sepatu/ sandal? Meski di pandang sebelah mata namun memberi manfaat. Meski tidak di perhatikan namun dapat memperindah kaki kita.

Mari bersama kita belajar untuk bermanfaat bagi orang - orang di sekeliling kita.
Belajar Rendah hati meski dipandang sebelah mata, Belajar sabar meskipun kadang tidak di perhatikan.

Belajar menjadi kecil dan tak terlihat namun memberi manfaat bagi sesama

*** Deus Caritas Est ***

Tuesday 10 March 2015

I Offer My Live


This is my desire to honor you
Lord with all my heart
I worship you
All I have within’ me
I give you praise
All that I adore Is in you

Lord I give you my heart
Give you my soul
I live for you alone
Every breath that I take
Every moment I’m awake
Lord have your way in me