Saturday, 10 January 2015

Perahu Keselamatan

Aku duduk menikmati senja dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh. Ku lihat Yesus di ruang kemudi, Ia menatapku dan berkata, "Lepaskanlah tambatan perahumu dan biarkan Aku membawa engkau ke seberang. Bukan rencana-Ku engkau tertambat di sini." 
Dengan takut, gelisah, dan kuatir aku menjawabnya, "Tuhan, bukankah lebih baik aku tetap di sini supaya tidak melihat taufan, badai dan angin ribut dan aku dapat kembali ke darat kapanpun aku mau?"
Dengan lembut Yesus memegang tanganku dan menatap mataku dan berkata; " Memang di sini engkau tidak akan mengalami taufan, badai dan angin ribut, tetapi engkau juga tidak akan pernah melihat Aku mengatasi semua itu, engkau tidak akan pernah melihat Aku berkuasa atas semuanya itu, karena Akulah Tuhan".
Dalam pergumulan berat, aku memandangi tali yang mengikat perahuku. Di tali itu kulihat ada rasa kuatir akan pekerjaan, masa depan, keuangan, pasangan hidup, dan masih banyak lagi. Dalam hati aku berkata "Tahukah Ia Apa yang aku inginkan? Mengertikah Dia dengan Apa yang aku rindukan dan dambakan? "

Ia memelukku dan menangis bersamaku, dengan berat aku melepaskan tali perahuku. Kulepaskan semua rasa kuatir di hatiku, ku taruh hak atas masa depanku di tangan-Nya. Aku tidak tahu bagaimana masa depanku, sambil menangis aku menatap-Nya dan berkata; " Jadilah nahkoda dalam perahuku dan marilah kita berlayar."

Ilustrasi yang sangat indah, mengajak kita untuk menyadari Dia mampu melakukan segala sesuatu di luar batas kemampuan kita. segala macam kekuatiran, ketakutan dan kelemahan kita adalah kerikil di hadapan-Nya. Pergumulan kita tidak sebanding dengan "Keselamatan" yang Dia berikan bagi kita. Kita patut bersyukur memiliki Allah yang sangat mengasihi kita.

satu hal yang paling indah adalah Dia tidak pernah menjajikan "Pelayaran" yang nyaman, tetapi Ia menjanjikan "PELABUHAN" yang indah.


***Deus Caritas Est***

No comments:

Post a Comment