Sunday, 8 March 2015

PLEASE HEAR WHAT I AM NOT SAYING

Jangan terkecoh olehku, jangan tertipu oleh topengku, karena Aku memang bertopeng. Ribuan topeng ku pakai : aku takut membukanya, tapi… tak satu topengpun sungguh aku. Aku pandai berpura-pura, aku lihai sekali, tapi janganlah terkecoh oleh karenanya, demi Allah jangan tertipu. Aku memberi kesan aku mantap, segalanya OK, seakan-akan tak ada masalah, di dalam maupun di luar aku. Aku memberi kesan bahwa aku yakin dan kuat… Tapi janganlah percaya aku, JANGAN…!!!

Penampilanku mungkin terlihat tenang. Tapi itu hanya topengku, topeng itu menyembunyikan segalanya. Dibalik topeng tersembunyi “aku” yang sebenarnya. Aku yang kacau, takut dan sepi.
Namun semua itu kusembunyikan, tak seorangpun boleh tahu. Aku panik akan kelihatan telanjang dan lemah, Aku panik karena tidak memiliki apa-apa lagi. Karena itu kupakai topeng untuk menutupi diri, agar terlindung dari tatapan mata yang menembus. Namun justru tatapan macam itu adalah penebusanku. Satu-satunya penebusanku… Yaitu jika pandangan itu disertai PENERIMAAN dan CINTA. Itu satu-saunya yang dapat meyakinkan aku, bahwa aku BERHARGA. Tapi itu tidak kukatakan kepadamu, aku tak berani, aku takut. Aku takut kalau-kalau tatapan matamu TIDAK DISERTAI CINTA dan PENERIMAAN. Padahal hanya pengertian saja yang dapat membebaskan aku.

Aku takut kau akan memandang rendah padaku, akan mentertawakan aku, ketawamu akan menungguku. Dalam lubuk hati kurasa diri sampah, hina, aku jelek, aku takut kau tahu ini akan menolak aku. Karena itu aku main sandiwara, aku berpura-pura, tapi dalam hatiku, aku bagai anak kecil yang gemetar. Hidupku bagai benteng dan pawai topeng. Aku ngobrol denganmu, basa-basi saja, tapi jeritan hatiku tidak ku ungkapkan. Maka bila aku bicara dengan-Mu, jangan tertipu oleh kata-kataku.

Sobat dengarkan baik-baik, Coba dengarkan APA YANG TIDAK KUKATAKAN, apa yang ingin kukatakan, apa yang perlu kukatakan, tapi tak berani kukatakan. Aku benci main sembunyi itu, sungguh aku benci. Aku benci omonganku yang dangkal, sandiwaraku, aku sungguh RINDU MENJADI DIRI YANG ASLI, tapi aku butuh bantuanmu. Tolong pegang tanganku, bahkan jika aku melawan…

Hanya engkau yang dapat menghidupkan aku. Tiap kali kau baik dan lembut terhadapku, Tiap kali Kau coba memahami aku karena cinta, hatiku seperti mendapat sayap. Sayap yang mungil, sayap yang lemah, namun sungguh sayap. Dengan kepekaan dan simpatimu dan kekuatan hatimu yang mau mengerti, aku berani memulai hidup. Kau dapat menghembuskan nafas kehidupan kedalam diriku, tahukan kau itu? Tahukan engkau betapa pentignya engkau bagiku, tahukan engkau bahwa engkau dapat menjadi pencipta AKU SEJATI, jika engkau mau?!!!

Hanya engkau yang dapat merobohkan dinding tebalku, dimana aku gemetar ketakutan. Hanya engkau dapat melepaskan topengku, hanya engkau dapat membebaskan aku dari dunia kegelapan dan kepanikanku, dari kebimbanganku, dan penjaraku yang sepi.

Maka jangan melewati aku, janganlah menyingkirkan aku. Itu pasti tidak mudah bagimu. Karena… semakin engkau mendekati aku, semakin aku melawan, membela diri. Kata orang cinta itu lebih kuat dari tembok, yang terkuat, disitulah terletak satu-satunya pengharapanku.

Coba bongkarlah tembok itu dengan tangan tegas, tangan tegas yang lemah-lembut, karena seorang anak amat peka, dan aku adalah seorang anak.

Siapakah aku ini? Aku adalah SETIAP PRIA, SETIAP WANITA, SETIAP ANAK,… SETIAP MANUSIA

No comments:

Post a Comment